Indikasi Penyakit inflamasi :
Rheumatoid arthritis, Juvenile Arthritis, Osteo, Arthritis, Ankylosing Spondilitis.
Kondisi inflamasi lain :
Penanganan nyeri ringan sampai sedang setelah operasi, melahirkan,ortopedi & nyeri karena kanker. Dismenore (rasa krg nyaman/nyeri saat haid). Demam untuk Pasien usia 16thn atau lebih. Pemakaian lain : menurut studi cohort pemakaian dosis rendah Ketoprofen selama 2 tahun atau lebih pada Pasien Geriatri dapat menurunkan prevalensi penyakit alzheimer
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Dosis disesuaikan dengan keadaan Pasien (sangat individual)
Penyakit inflamasi :
Dosis awal untuk penanganan gejala rheumatoid arthritis & osteo arthritis akut maupun kronis adalah 75mg, 3X sehari atau 50 mg 4 kali sehari atau kapsul lepas lambat 200mg sekali sehari. Dosis ini dapat digunakan untuk penanganan ankylosing spondilitis
Nyeri & Dismenore :
Pasien dewasa : 25mg atau 50mg setiap 6-8 jam jika diperlukan
Pasien dengan gangguan fungsi ginjal & hati :
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati sedang, dosis tertinggi sehari adalah 150mg.
Untuk Pasien dengan kerusakan ginjal/hati berat (kadar creatinin clearence <25mL/mnt per 1.73m2 atau konsentrasi albumin <3.5g/dL, dosis tertinggi 100mg. Jika memiliki kerusakan ginjal & hipoalbuminemia sekaligus, sebaiknya dimulai dengan dosis rendah & diawasi dengan ketat.
Farmakologi
Menghambat sintesa prostaglandin dengan cara menghambat kerja enzym cyclooxygenase (COX), COX-1 & COX-2 pada jalur arachidonat tidak melalui jalur opiat
Stabilitas Penyimpanan
Sediaan harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, panas dan lembab pada suhu kamar (25°C), masa kadaluarsa adalah 3 tahun sejak diproduksi
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap Ketoprofen. Adanya riwayat gatal-gatal, angioedem, bronchospasm, rhinitis berat, atau syok oleh Aspirin atau golongan AINS lain. Pasien hamil trimester ke-3. Pasien menyusui (atau hentikan menyusui). Pasien di bawah usia 12 tahun
Efek Samping
Saluran cerna : (terjadi pada 10-30% Pasien) Keluhan saluran cerna, tukak peptik, mual, diare, sakit pada bagian abdomen, sembelit, kembung, tidak ada nafsu makan, mulut kering, gastritis, pankreatitis, sampai pendarahan pada saluran cerna. Sistim Syaraf Pusat : (lebih dari 3% Pasien) Sakit kepala, eksitasi (insomnia, bermimpi, cemas, takut), pusing, depresi, sulit berkonsentrasi, lelah, bingung, migrain, rasa berputar, halusinasi. Ginjal & Saluran kemih : (3-8% Pasien) Meningkatkan serum kreatinin, BUN, pendarahan saluran kemih, edema. Mata & telinga : (1-3% Pasien) Gangguan penglihatan & tinitus. Gangguan jantung : (2% Pasien) peripheral edema. Kulit : (1-3% Pasien) Gatal, eksim dll
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Obat antikoagulan & antitrombosis : Sedikit memperpanjang waktu prothrombin & Waktu thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik (streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.
Lithium : Meningkatkan toksisitas Lithium
Obat yg terikat pada protein plasma : Menggeser ikatan dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan munculnya efek samping
Obat Diuretik : Meningkatkan risiko kerusakan ginjal
AINS : Meningkatkan efek samping
Probenesid : meningkatkan toksisitas Ketorolac.
Metotreksat : Meningkatkan toksisitas Metotreksat dengan menurunkan eliminasi di ginjal.
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh wanita hamil. Terutama pada akhir masa kehamilan atau saat melahirkan karena efeknya pada sistem kardiovaskular fetus (penutupan prematur duktus arteriosus) & kontraksi uterus.
- Terhadap Ibu Menyusui : Didistribusikan melalui air susu ibu, sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan oleh ibu yg sedang menyusui.
- Terhadap Anak-anak : -
- Terhadap Hasil Laboratorium :
Menaikkan nilai hasil pemeriksaan (salah) kadar gula darah jika menggunakan metode ABTS. Menaikkan nilai hasil pemeriksaan (salah) kadar besi menggunakan metode Ramsay. Menurunkan nilai hasil pemeriksaan (salah) kadar besi menggunakan pereaksi bathophe-noftalin disulfonat. Menaikkan nilai hasil pemeriksaan (salah) kadar bilirubin menggunakan metode DMSO. Pada kadar 60mcg/ml menggangu tes laboratorium berikut
Parameter Monitoring
-
Bentuk Sediaan
Kapsul Lepas Lambat 200 mg, Tablet 12,5 mg, 50 mg, 100 mg
Parenteral/Injeksi Ampul 100 mg / 2 ml, Supositoria 100 mg Topikal
Peringatan
Pasien di bawah usia 16 tahun untuk penggunaan swa medikasi. Keamanan & efikasi belum jelas untuk penggunaan pada anak di bawah usia 12 tahun. Penyesuaian dosis untuk Pasien Lansia karena eliminasi obat lambat. Pasien dengan kondisi terjadinya retensi cairan. Pasien menggunakan obat-obat yang berinteraksi dengan Ketoprofen.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
Identifikasi munculnya efek samping
Informasikan ke Dokter jika pernah mengalami efek samping terhadap golongan AINS
Informasikan jika sedang hamil/menyusui
Informasikan jika sedang menderita gangguan fungsi hati/ginjal, saluran cerna.
Mekanisme Aksi
Menghambat sintesa prostaglandin dengan menghambat kerja isoenzim COX-1 & COX-2
Monitoring Penggunaan Obat
Munculnya efek samping
oleh :Suyanti kelas :B / KP / VII NIM : 04.07.1862 |